KARYA TULIS ILMIAH DAN POLICY BRIEF MENJADI MASUKAN PENGAMBILAN KEBIJAKAN

Jakarta – Humas BKN, Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Supranawa Yusuf menyebutkan pentingnya menempatkan karya tulis berupa kajian ilmiah dan policy brief di lingkup Instansi Pemerintahan sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan, khususnya dalam perbaikan pengambilan keputusan oleh pimpinan.

“Karya Tulis berupa kajian ilmiah di lingkup birokrasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan dan masukan dalam pengambilan kebijakan dan rekomendasi bagi pimpinan,” terangnya saat menjadi Keynote Speaker sekaligus membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Online bertajuk “Teknis Menyusun Karya Tulis Berupa Tinjauan, Ulasan Ilmiah, dan Policy Brief” pada Kamis, (17/9/2020) live di Zoom dan Youtube BKN.

Lebih lanjut, Supranawa menganalogikan soal hasil kajian ilmiah atau policy brief yang disusun oleh Peneliti maupun dari kalangan akademisi menjadi semacam memo bagi pimpinan dalam mengambil keputusan.

Dari aspek manfaat policy brief, Deputi Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Sekretariat Negara, Dadan Wildan yang hadir sebagai salah satu narasumber, juga mengungkapkan bahwa policy brief dapat dijadikan sebagai risalah singkat atau alat bantu untuk rekomendasi pengambilan keputusan. “Tujuan pemanfaatan kajian ilmiah dan policy brief untuk memberikan solusi pada tataran kebijakan yang didukung dengan argumentasi dan data pendukung, sehingga dapat memberikan rincian pelaksanaan sebelum mengambil kebijakan,” terangnya.

Sementara dari segi penulisan kajian ilmiah di lingkup birokrasi, Ahmad Helmy Fuady Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menguraikan karya tulis ilmiah dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kualitas diri ASN, alat komunikasi ide, gagasan, pemikiran, sebagai dasar kebijakan, dan pendorong perubahan.

Selain menghadirkan narasumber dari lingkup Instansi Pemerintah yakni Kemensetneg dan LIPI, narasumber yang dihadirkan juga dari kalangan akademisi meliputi Pakar/Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), I Made Andi Arsana, dan Pakar/Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Bevaola Kusumasari. sumber:www.bkn.go.id